Menurut
Sutan Takdir Alisjahbana, kata
Kebudayaan berasal dari kata kultur yang dalam kata Latin adalah cultura (kata
kerjanya, colo, colore) dan artinya memelihara atau mengerjakan, mengolah. Kebudayaan
atau culture, dalam bahasa Sanskerta
adalah buddhayah, dalam bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.
Dengan demikian, kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan
akal, atau daya dari budi.
Zoetmulder juga melihat kodrat manusia
dengan akal budinya merupakan titik tolak kebudayaan. Selanjutnya, Soerjanto Poespowardojo dalam memaknai kebudayaan
menegaskan bahwa, kebudayaan adalah identitas suatu bangsa. Dengan demikian, jelaslah
bahwa kebudayaan bukan sekedar pakaian, melainkan hidup yang memulakan setiap
sikap dan perbuatan berdasarkan nilai yang dihayati. Kebudayaan di satu pihak
adalah ciptaan pribadi-pribadi manusia, namun juga merupakan ciptaan seluruh masyarakat,
karena seseorang tidak mungkin menciptakan karya budayanya tanpa pengaruh dan
pembentukan dari masyarakat, dimana dia dibesarkan. Maka, kebudayaan adalah
keseluruhan warisan yang dilanjutkan dari generasi yang satu ke generasi seterusnya.
Stephen K. Sanderson tidak melihat
kebudayaan sebagai pewarisan secara biologis, tetapi ”kebudayaan sebagai
keseluruhan karakteristik para anggota sebuah masyarakat, termasuk peralatan,
pengetahuan, dan cara berpikir dan cara bertindak yang telah terpolakan, yang
dipelajari dan disebarkan serta bukan merupakan hasil dari pewarisan biologis. Sanderson membagi empat karakteristik
utama kebudayaan; Pertama, kebudayaan mendasarkan diri pada simbol. Simbol
sangat esensial bagi kebudayaan, karena ia merupakan mekanisme yang diperlukan
untuk menyimpan dan mentransmisikan sejumlah besar informasi yang membentuk
kebudayaan. Kedua, kebudayaan itu dipelajari dan tidak tergantung kepada
pewarisan biologis dalam transmisinya. Ketiga, kebudayaan adalah sistem yang
dipikul bersama oleh anggota suatu masyarakat, yakni merupakan representasi
dari para anggota masyarakat yang dipandang secara kolektif daripada
individual. Keempat, kebudayaan cenderung terintegrasi.
Transmisi
budaya merupakan kegiatan pengiriman atau penyebaran pesan dari generasi yang
satu ke generasi yang lain tentang sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan dan
sulit diubah. Cultural transmission is
the way a group of people or animals within a society or culture tend to learn and pass on new information.
Pewarisan
budaya belajar dapat disamakan dengan istilah Transmisi kebudayaan. Yakni suatu
usaha untuk menyampaikan sejumlah pengetahuan atau pengalaman untuk dijadikan
sebagai pegangan dalam meneruskan estafet kebudayaan. Dalam hal ini tidak ada
suatu masyarakat yang tidak melakukan usaha pewarisan budaya. Usaha pewarisan
ini bukan sekedar menyampaikan atau memberikan suatu yang material, melainkan
yang terpenting adalah menyampaikan nilai-nilai yang dianggap terbaik yang
telah menjadi pedoman yang baku dalam masyarakat.
Berikut merupakan berbagai bentuk
transmisi budaya antara lain:
y Enkulturasi
Enkulturasi mengacu pada
proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur
ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok,
teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi
melalui mereka.
Akulturasi mengacu
pada proses dimana kultur seseorang dimodifikasi melalui kontak atau pemaparan
langsung dengan kultur lain. Misalnya, sekelompok imigran berdiam di Amerika Serikat (kultur tuan rumah), kultur mereka sendiri akan dipengaruhi oleh
kultur tuan rumah ini. Berangsur-angsur, nilai nilai, cara berperilaku, serta
kepercayaan dari kultur tuan rumah akan menjadi bagian dari kultur kelompok
imigran itu. Pada waktu yang sama, kultur tuan rumah pun ikut berubah.
y Sosialisasi
Sosialisasi adalah
sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari
satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai
peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan
peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Pengaruh enkulturasi terhadap
perkembangan psikologi individu adalah perkembangan seseorang untuk tumbuh
kembang dipengaruhi oleh proses kultur atau budaya yang di transmisikan dari
satu generasi ke generasi selanjutnya dengan proses belajar.
Pengaruh akulturasi
terhadap perkembangan psikologi individu adalah berubahnya kultur seseorang
yang terjadi karena pengaruh asing. Hal itu terjadi karena adanya proses sosial
dimana sesama manusia saling mempelajari kultur yang ada dalam lingkungan asing
tersebut.
Pengaruh sosialisasi terhadap perkembangan
psikologi individu adalah kehidupan seorang manusia yang terus berjalan
mempengaruhi bagaimana proses penanaman kebiasaan dari satu generasi ke
generasi berikutnya itu terjadi sehingga sosialisasi mempengaruhi peranan
seorang individu dalam suatu kelompok masyarakat
Sumber
:
0 komentar:
Posting Komentar