Eric Berne (1910-1970)
seorang psikiatris dan psikoanalisis. Eric Berne dilahirkan pada tahun 1910 di
Montreal, Kanada. Eric Berne mendapatkan gelar M.D., C.M dari MCGill University di Montreal pada tahun 1935,
dan menyelesaikan pendidikan spesialis psikiater di Yale University. Pada tahun 1964, Eric Berne menerbitkan buku pertamanya
berjudul Games People Play, buku ini menjadi buku terlaris di seluruh dunia. Menurut
Corey (1995), pada tahun 1960an pendekatan
terapeutiknya yang baru menjadi populer, yang mencerminkan ditinggalkannya
psikoanalisis secara radikal. Berne mengembangkan dasar teori analisis
transaksional pada tahun 1950an. Penemuannya tentang status ego disadari sebagai
fase pertama dari sejarah perkembangan analisis transaksional. Penemuan teori
tersebut berdasarkan eksperimen-eksperimen neurologi yang menyatakan bahwa
status ego yang dialami setiap individu berbeda lewat stimulus.
Berne merumuskan bahwa
kepribadian manusia disusun dari “keadaan ego”, yang merupakan susunan intelek
dan emosi saling berkaitan. Keadaan ego “Orang Tua” terdiri dari nilai dan
nasehat orang tua. Keadaan ego “Orang Dewasa” dibentuk oleh kontak obyektif
dengan lingkungan. Dan keadaan ego “Anak” berisi aspek kepribadian spontan yang
kekanak- kanakan. Kritik dan kekolotan berkaitan dengan orang tua. Eric Berne
menentang terhadap apa yang dilihat yaitu kekomplekan psikoanalisa. Berne
mengerjakan terapi yang gampang untuk dipahami dan dimengerti oleh orang awam.
Hasilnya ialah “transactional analysis”
atau TA (analisis transaksional).
Analisis Transaksional
berakar dalam suatu filsafat anti deterministic yang memandang bahwa kehidupan
manusia bukanlah suatu yang sudah ditentukan. Analisis Transaksional didasarkan
pada asumsi atau anggapan bahwa orang mampu memahami keputusan-keputusan pada
masa lalu dan kemudian dapat memilih untuk memutuskan kembali atau menyesuaikan
kembali keputusan yang telah pernah diambil. Berne meyakini bahwa manusia
mempunyai kapasitas untuk memilih dalam menghadapi persoalan-persoalan
hidupnya.
Tujuan dalam Pendekatan Analisis
Transaksional
Menurut Corey, melihat tujuan
dasar dari analisis transaksional adalah membantu klien dalam membuat
putusan-putusan baru yang menyangkut tingkah lakunya sekarang dan arah
hidupnya. Sasarannya adalah mendorong klien agar menyadari bahwa kebebasan dirinya
dalam memilih telah dibatasi oleh putusan dini mengenai posisi hidupnya. Menurut
Lutfi Fauzan, tujuan konseling AT dapat dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan
khusus.
1.
Tujuan Umum Konseling Analisis
Transaksional, yaitu membantu seseorang mencapai otonomi. Orang tersebut dikatakan
mencapai otonomi bilamana dirinya memiliki
kesadaran, spontanitas, keakraban.
2.
4 Tujuan Khusus Konseling Analisis
Transaksional
§ Konselor
membantu klien membebankan Status Ego Dewasanya dari kontaminasi dan pengaruh
negatif Status Ego Anak dan Status Ego Orang tua.
§ Konselor
membantu klien menetapkan kebebasan untuk membuat pilihan-pilihan terlepas dari
perintah-perintah orang tua.
§ Konselor
membantu klien menggunakan semua status egonya secara tepat.
§ Konselor
membantu klien untuk mengubah
keputusan-keputusan yang mengarah pada posisi kehidupan “orang kalah”.
Proses terapi dalam pendekatan analisis
transaksioanal terdiri dari beberapa metode yaitu :
·
Analisis struktural
Merupakan perangkat yang bisa menjadikan manusia sadar akan isi dan
berfungsinya orang tua, orang dewasa dan anak-anak yang ada pada diri
meraka.Klien dapat belajar mengidentifikasi status ego mereka.
·
Analisis Transaksioanal
Suatu deskripsi tentang apa yang dikerjakan dan dikatakan orang tentang
dirinya sendiri & orang lain. Yang terjadi antar manusia melibatkan
transaksi status ego, jika pesan disampaikan diharapkan ada respon
·
Jenis transaksi;
komplementer, lintas, & tersembunyi
Transaksi komplementer terjadi jika antara stimulus dan respon cocok,
tepat dan memang diharapkan sehingga transaksi dapat berjalan lancar. Misalnya
pembicaraan antara dua individu yang sama-sama menggunakan status ego orang
tua, dewasa atau anak-anak.
Transaksi silang terjadi jika antara stimulus dan respon tidak cocok atau
tidak sebagaimana yang diharapkan dan biasanya komunikasi ini akan terganggu.
Transaksi terselubung terjadi jika antara dua status ego beroperasi
bersama-sama. Biasanya dapat dirasakan meliputi dewasa diarahkan ke dewasa,
akan tetapi menyembunyikan suatu pesan yang sebenarnya. Misalnya dewasa ke
anak, atau orang tua ke anak.
·
Pemodelan keluarga
Untuk menangani orang tua, orang dewasa dan anak-anak. Klien diminta
membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin orang yang
signifikan pada masa lalu, termasuk dirinya.Klien sebagai sutradara, produser,
dan aktor
·
Analisis ritual & waktu
senggang
Untuk menangani orangtua, orang dewasa dan anak-anak. Klien diminta
membayangkan suatu skenario yang mencakup sebanyak mungkin orang yang
signifikan pada masa lalu, termasuk dirinya. Klien sebagai sutradara, produser,
dan aktor
·
Analisis permainan &
Racket
Melukiskan sebuah permainan sebagai “urut-urutan transaksi tersembunyi yang
komplementer yang terus menerus berjalan maju ke arah terciptanya hasil hasil
yang tertata baik & bisa diramalkan”
·
Analisis suratan
Bagian dari proses terapi yang akan bisa mengidentifikasi pola hidup yang
diikuti klien. Klien memungkinkan memilih alternatif baru pada saat menjalani
kehidupan.
Kelemahan dari
terapi Analisis Transaksional
o Konseli bisa mengenali semua benda tetapi mungkin
tidak merasakan dan menghayati aspek diri mereka sendiri.
o Penekanan Analisis Transaksional pada struktur
merupakan aspek yang meresahkan.
o Banyak term atau istilah yang sulit dimengerti dalam
analisis transaksional.
Referensi :
Corey. Gerald. (2005). Teori dan Praktek Konseling
dan Psikoterapi. Bandung: Rafika Aditama
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/10/jtptiain-gdl-s1-2005-mahfudzfau-484-BAB2_410-1.pdf
0 komentar:
Posting Komentar